Gwe bener bener nggak
nyangka trip gwe ke Batam kali
ini akan bersimbah sperma dari
mantan laki temen gwe dan juga
temennya. Gwe sendiri nggak
nyangka akan ketemu sama
Kang Ihsan (begitu biasa gwe
manggilnya) di Batam ini dan
tinggal di hotel yang sama dan
juga kamar yang bersebelahan
dan juga ada connecting door
yang menghubungkan kamar
masing masing.
Sore itu gwe baru ajah dari
kolam renang hotel. Bukan untuk
berenang, tapi abis ngeceng
ngeliat cowok cowok yang lagi
pada berenang. Pintu lift baru
ajah akan nutup saat ada tangan
yang berusaha mencegahnya
dan spontan gwe langsung
nekan tombol untuk buka pintu
dan surprise banged begitu Kang
Ihsan yang tergopo-gopo masuk
sambil menarik koper dan diikuti
seorang cowok lagi yang juga
menarik koper. Kang Ihsan
ternyata juga sama suprisenya
begitu ngelihat gwe.
“eh kang ihsan,” sapa gwe
begitu masuk.
“eh Gany?! Nggak nyangka bisa
ketemu disini,” katanya. “Dalam
rangka apa ini ke Batam?”
“Lagi liburan ajah nih Kang,”
jawab gwe. “Kang Ihsan
sendiri?”
“Biasa. Urusan kantor,” kata
Ihsan. “oh iya, kenalin ini Rendi,
Ren, ini Gany, temennya mantan
istri gwe, ”
“Halo, Rendi,” katanya
mengulurkan tangan.
“Hai, saya Gany,” kata gwe
menyambut uluran tangannya.
Genggaman tangannya mantap
sekali. Orangnya juga okeh dan
bodynya masih proposional. Kalo
diperkirakan sih, umurnya nggak
beda jauh sama gwe deh. Beda
sama Kang Ihsan, yang sekarang
berumur 41 tahun dan perutnya
udah sedikit agak membuncit.
Tapi wajah gantengnya itu lho
yang nggak tahan. Bego bener
ya temen gwe minta cerai sama
lelaki keren ini dan milih sama
temen flirtingnya.
“Di kamar nomor berapa Kang?”
tanya gwe lagi.
“hmm, 9012,” katanya sambil
ngeliat keycard.
“Sebelahan dong. Saya di 9010,”
kata gwe. Kang Ihsan dan Rendi
hanya tersenyum. Gwe jadi malu
sendiri karena gwe terdengar
antusias sekali.
Keluar dari lift dan kita berjalan
sambil mengobrol ke kamar
masing masing.
“ini kamarku,” kata gwe.
“by the way, nanti malam ada
acara nggak?” tanya kang ihsan.
“nggak ada. Kenapa kang?”
jawab gwe balik bertanya
penasaran.
“makan malam bareng yuk.
Nggak apa apa kan Ren, kita
makan bareng sama Gany ?” kata
kang ihsan.
“okeh okeh ajah gwe,” kata
Rendi.
“gimana gan? Mau kan?” tanya
kang ihsan lagi.
“okeh degh. Jam 7an ya kita
jalan,” kata gwe.
Di dalam kamar gwe nggak habis
pikir ngimpi apa gwe semalem
bisa ketemu sama Kang Ihsan.
Terus terang gwe suka banged
sama Kang Ihsan dari saat
pertama kali bertemu dan
statusnya masih sebagai suami
sah dan resmi temen gwe. Hmm.
Mudah-mudahan malam ini gwe
berkesempatan untuk mencicipi
kontol Kang Ihsan dan sukur
sukur juga bisa mencicipi kontol
Rendi juga.
Tepat pukul tujuh bel kamar gwe
bunyi dan Kang Ihsan serta
Rendi udah nunggu. Keduanya
tampak menawan dengan
menggunakan T-shirt dan celana
pendek selutut. Kita lalu menuju
kawasan Nagoya untuk mencari
makan.
Jam 10 malam kita balik ke hotel
dan langsung menuju kamar
masing masing. Setelah gwe cuci
cuci badan, gwe nekad ngetuk
connecting door yang
menghubungkan dengan kamar
9012. Usaha gwe untuk dapat
menikmati kontol kedua lelaki ini
dimulai.
Rendi yang membukakan pintu.
“Sorry ganggu. Belom pada mau
tidur kan?” kata gwe.
“Belom nih. Kamu sendiri?” kata
Rendi balik nanya.
“Belom juga. Iseng sendirian.
Boleh nimbrung sebentar,” kata
gwe.
“Boleh ajah, mari,” kata Rendi.
Kamar mereka twin dan
tampaknya Kang Ihsan sedang
ada di kamar mandi.
“Kok liburan sendirian sih Gan?
Nggak sama pacar?” tanya
Rendi.
“Nggak punya pacar saya,”
jawab gwe.
“Umurnya berapa sih emang?”
tanya Rendi.
“31 and jomblo,” kata gwe.
“kamu sendiri umur berapa? Dah
married?”
“nggak beda jauh juga ya. Gwe
35 dan boro boro married. Pacar
ajah baru putus, ” kata Rendi.
“upps! Sorry,” kata gwe. Dan lalu
mata gwe menangkap gerakan
tangan Rendi yang singkat
memegang selangkangannya.
“boleh nanya sesuatu yang agak
pribadi nggak?” tanya gwe
“apaan? Tanya ajah,” kata Rendi.
“udah sering making love dong
sama pacarnya,” kata gwe.
Rendi tertawa. “kenapa pengen
tau? Kamu sendiri?”
“saya pacar ajah nggak ada. Mau
ML sama siapa mas?” kata gwe
“sama gwe ajah. Mau?” kata
Kang Ihsan yang tiba tiba keluar
dari kamar mandi sambil
mengenakan tshirtnya.
“heh?” gwe heran. Rendi pun
memandang Kang Ihsan dengan
melongo.
“gwe tau kalo loe ini homo dan
loe sering merhatiin gwe dulu,”
kata kang ihsan yang tiba tiba
mulai bergue-elu. “kebetulan
semenjak cerai gwe udah jarang
ngentot lagi nih. Jadi mau kan loe
puasin pejantan tangguh model
gwe ini. ”
“siapa takut,” tantang gwe
dengan kerlingan nakal.
“yuk, di kamar loe ajah. Takut
Rendi risih nanti,” kata Kang
Ihsan sambil menepuk
punggung Rendi.
Gwe kembali ke kamar gwe
melalui connecting door dan
Kang Ihsan membuntutin sambil
melepas lagi tshirt yang baru
saja dipakainya. Di kamar gwe
Kang Ihsan langsung naik ke
ranjang dan berbaring
terlentang.
“Ayo! Pokoknya tugas loe jadi
perempuan yang muasin gwe,”
kata Kang Ihsan.
“emang itu mauku kang,” kata
gwe sambil naik dan duduk
mengangkang tepat diatas
kontol Kang Ihsan yang ternyata
sudah mengeras. “hmm. Udah
nganceng negh kang,” kata gwe
lagi sambil menggerakan pantat
gwe ala pemain rodeo.
Gwe nggak sabar pengen
banged ngemud kontol Kang
Ihsan. Salah satu kontol yang
udah lama gwe idam-idamkan.
Gwe lalu mengambil posisi
nungging diantara kedua
kakinya dan menurunkan boxer
yang dipakainya. Dan plop,
kontol itu langsung ngacung
keluar berdiri tegak begitu
terpelas dari kungkungan
boxernya.
Gwe mengurut kontol yang udah
nganceng sepanjang 15 cm
berdiameter 5 cm itu sementara
lidah gwe mengilik kedua biji
yang menggelantung
dibawahnya.
“ahhhhh . . . . yeah . . . suck it . . .”
desah Kang Ihsan yang
mengganjal kepalanya dengan
bantal sehingga dia bisa
memperhatikan apa yang gwe
perbuat dengan kontolnya.
Kontol Kang Ihsan gwe jilatin
sekujur batangnya. Lidah gwe
lalu menjilatin dipangkal
kontolnya lalu lidah gwe naik
menyusuri batang bagian
bawahnya hingga di kepala
kontolnya yang langsung gwe
kilik lobang pipisnya dengan
lidah gwe sambil mengulum
kepala kontolnya. Cairan precum
kang Ihsan mulai membanjiri
mulut gwe. Puas mengulum
kepalanya, sekarang kontol kang
ihsan mulai gwe isep semuanya.
Semuanya masuk kedalam mulut
gwe, sampe rasanya gwe hampir
tersedak. Asik mengisap kontol
dari salah satu lelaki idaman,
gwe nggak sadar kalo ternyata
Rendi udah berdiri dibelakang
gwe sambil meremas
selangkangannya dan sudah
bertelanjang dada.
“mau gabung Ren?” tanya Kang
Ihsan.
Gwe menghentikan isapan gwe
dan menoleh ke belakang. “Kang
Rendi pengen disepong juga?”
tanya gwe sementara tangan
gwe mengocok kontol Kang
Ihsan agar ngancengnya terjaga.
“tuh. Loe sepong dulu si Rendi,”
kata kang Ihsan.
Gwe bangun dan lalu duduk
dipinggir ranjang tepat didepan
selangkangan Rendi dan
membantunya melepaskan
celana jeans selututnya.
Gundukan kontolnya yang sudah
nganceng menggunung dibalik
celana dalam calvin kliennya.
Gwe lalu menjilat tonjolan
kontolnya itu. Dalam sekejap
bagian depan celana dalam
Rendi sudah basa campuran
antara ludah gwe dan juga
precum Rendi.
Nggak sabar pengen sepong
kontol lelaki ini, gwe
menurunkan celana dalamnya
dan kontol Rendi sepanjang
16cm itu langsung gwe isep.
Kepala kontolnya gw emut emut.
Bijinya gw sedot sedot
bergantian. Rendi mendesah
nikmat dan pasrah membiarkan
kontolnya gwe mulutin.
Puas ngisepin kontol kedua
pejantan itu, sekarang gwe
minta bukti kejantanan mereka
yang sebenarnya. Ngentot!
Bergantian gwe pasang kondom
ke kontol Kang Ihsan dan Rendi
lalu melumurkan dengan baby
oil.
Gwe nungging dan kang Ihsan
yang pertama ngentotin gwe.
Dia langsung menyodokan
kontolnya ke lobang pantat gwe.
Gwe menjerit menahan sakit.
Kang Ihsan tak perduli, dia
langsung menggenjot lobang
gwe dengan penuh nafsu.
Sementara gwe dientot, Rendi
berbaring terlentang disebelah
gwe. Tangannya memintil kontol
gwe yang berukuran mini.
“mau gantian Ren ngentotin
dia?” tanya Kang Ihsan
“ntar ajah. Tunggu loe keluar
dulu baru gwe,” kata Rendi.
Kang Ihsan terus ngentotin gwe
tanpa ganti posisi sampe dia
menyemburkan spermanya di
dalam lobang pantat gwe.
Setelah keluar semuanya, dia
mencabut kontolnya dan balik ke
kamarnya.
Lelah! Tapi gwe masih pengen
dientot sama Rendi.
“udah, loe dudukin ajah kontol
gwe,” kata Rendi. Gwe lebih
seneng ngentot kayak gini.”
“gwe juga demen posisi ini,”
kata gwe.
“kondomnya cabut ajah gan,”
kata Rendi.
Gwe emang banged bareback
sama Rendi. Kondomnya gw
cabut dan gwe lumurin lagi baby
oil ke sekujur kontolnya yang
udah bebas dari kondom. Gwe
lalu mengangkang dan kontol
Rendi masuk dengan gampang
karena lobang gwe masih
terbuka bekas sodokan konto
kang ihsan. Gwe mulai up and
down diatas kontol Rendi.
Ngentot dengan Rendi sangat
membuat gwe bergairah.
Tubuhnya masih liat dan tangan
gwe bersandar dan meremas
dadanya yang bidang. Gwe lalu
menjatuhkan badan gwe
sehingga menindih Rendi dan
mencium bibirnya. Gwe
surprised dan senang saat Rendi
membalas ciuman gwe.
Tanganya meremas buah pantat
gwe dan sekarang dia yang
menyodok-nyodokan kontolnya.
Gwe menegakan badan gwe lagi
dan tak lama Rendi
menyemburkan pejunya didalam
lobang pantat gwe. Peju Rendi
cukup banyak yang keluar dan
semuanya mengalir keluar dari
lobang pantat gwe.
Malam itu, Kang Ihsan dan Rendi
bergantian ngentotin gwe. Dan
sepulangnya dari Batam. Rendi
menjadi cowok gwe. Dia
ketagihan ngentot dengan gwe
dan juga sepongan gwe. Walau
begitu, Rendi masih mengijinkan
gwe dientot sama kang ihsan
jika pengen.
Dan sekarang gwe cukup puas
bermonogami dengan dua
pejantan sekaligus
Gwe bener bener nggak
nyangka trip gwe ke Batam kali
ini akan bersimbah sperma dari
mantan laki temen gwe dan juga
temennya. Gwe sendiri nggak
nyangka akan ketemu sama
Kang Ihsan (begitu biasa gwe
manggilnya) di Batam ini dan
tinggal di hotel yang sama dan
juga kamar yang bersebelahan
dan juga ada connecting door
yang menghubungkan kamar
masing masing.
Sore itu gwe baru ajah dari
kolam renang hotel. Bukan untuk
berenang, tapi abis ngeceng
ngeliat cowok cowok yang lagi
pada berenang. Pintu lift baru
ajah akan nutup saat ada tangan
yang berusaha mencegahnya
dan spontan gwe langsung
nekan tombol untuk buka pintu
dan surprise banged begitu Kang
Ihsan yang tergopo-gopo masuk
sambil menarik koper dan diikuti
seorang cowok lagi yang juga
menarik koper. www.ceritagay.uiwap.com
Kang Ihsan
ternyata juga sama suprisenya
begitu ngelihat gwe.
“eh kang ihsan,” sapa gwe
begitu masuk.
“eh Gany?! Nggak nyangka bisa
ketemu disini,” katanya. “Dalam
rangka apa ini ke Batam?”
“Lagi liburan ajah nih Kang,”
jawab gwe. “Kang Ihsan
sendiri?”
“Biasa. Urusan kantor,” kata
Ihsan. “oh iya, kenalin ini Rendi,
Ren, ini Gany, temennya mantan
istri gwe, ”
“Halo, Rendi,” katanya
mengulurkan tangan.
“Hai, saya Gany,” kata gwe
menyambut uluran tangannya.
Genggaman tangannya mantap
sekali. Orangnya juga okeh dan
bodynya masih proposional. Kalo
diperkirakan sih, umurnya nggak
beda jauh sama gwe deh. Beda
sama Kang Ihsan, yang sekarang
berumur 41 tahun dan perutnya
udah sedikit agak membuncit.
Tapi wajah gantengnya itu lho
yang nggak tahan. Bego bener
ya temen gwe minta cerai sama
lelaki keren ini dan milih sama
temen flirtingnya.
“Di kamar nomor berapa Kang?”
tanya gwe lagi.
“hmm, 9012,” katanya sambil
ngeliat keycard.
“Sebelahan dong. Saya di 9010,”
kata gwe. Kang Ihsan dan Rendi
hanya tersenyum. Gwe jadi malu
sendiri karena gwe terdengar
antusias sekali.
Keluar dari lift dan kita berjalan
sambil mengobrol ke kamar
masing masing.
“ini kamarku,” kata gwe.
“by the way, nanti malam ada
acara nggak?” tanya kang ihsan.
“nggak ada. Kenapa kang?”
jawab gwe balik bertanya
penasaran.
“makan malam bareng yuk.
Nggak apa apa kan Ren, kita
makan bareng sama Gany ?” kata
kang ihsan.
“okeh okeh ajah gwe,” kata
Rendi.
“gimana gan? Mau kan?” tanya
kang ihsan lagi.
“okeh degh. Jam 7an ya kita
jalan,” kata gwe.
Di dalam kamar gwe nggak habis
pikir ngimpi apa gwe semalem
bisa ketemu sama Kang Ihsan.
Terus terang gwe suka banged
sama Kang Ihsan dari saat
pertama kali bertemu dan
statusnya masih sebagai suami
sah dan resmi temen gwe. Hmm.
Mudah-mudahan malam ini gwe
berkesempatan untuk mencicipi
kontol Kang Ihsan dan sukur
sukur juga bisa mencicipi kontol
Rendi juga.
Tepat pukul tujuh bel kamar gwe
bunyi dan Kang Ihsan serta
Rendi udah nunggu. Keduanya
tampak menawan dengan
menggunakan T-shirt dan celana
pendek selutut. Kita lalu menuju
kawasan Nagoya untuk mencari
makan.
Jam 10 malam kita balik ke hotel
dan langsung menuju kamar
masing masing. Setelah gwe cuci
cuci badan, gwe nekad ngetuk
connecting door yang
menghubungkan dengan kamar
9012. Usaha gwe untuk dapat
menikmati kontol kedua lelaki ini
dimulai.
Rendi yang membukakan pintu.
“Sorry ganggu. Belom pada mau
tidur kan?” kata gwe.
“Belom nih. Kamu sendiri?” kata
Rendi balik nanya.
“Belom juga. Iseng sendirian.
Boleh nimbrung sebentar,” kata
gwe.
“Boleh ajah, mari,” kata Rendi.
Kamar mereka twin dan
tampaknya Kang Ihsan sedang
ada di kamar mandi.
“Kok liburan sendirian sih Gan?
Nggak sama pacar?” tanya
Rendi.
“Nggak punya pacar saya,”
jawab gwe.
“Umurnya berapa sih emang?”
tanya Rendi.
“31 and jomblo,” kata gwe.
“kamu sendiri umur berapa? Dah
married?”
“nggak beda jauh juga ya. Gwe
35 dan boro boro married. Pacar
ajah baru putus, ” kata Rendi.
“upps! Sorry,” kata gwe. Dan lalu
mata gwe menangkap gerakan
tangan Rendi yang singkat
memegang selangkangannya.
“boleh nanya sesuatu yang agak
pribadi nggak?” tanya gwe
“apaan? Tanya ajah,” kata Rendi.
“udah sering making love dong
sama pacarnya,” kata gwe.
Rendi tertawa. “kenapa pengen
tau? Kamu sendiri?”
“saya pacar ajah nggak ada. Mau
ML sama siapa mas?” kata gwe
“sama gwe ajah. Mau?” kata
Kang Ihsan yang tiba tiba keluar
dari kamar mandi sambil
mengenakan tshirtnya.
“heh?” gwe heran. Rendi pun
memandang Kang Ihsan dengan
melongo.
“gwe tau kalo loe ini homo dan
loe sering merhatiin gwe dulu,”
kata kang ihsan yang tiba tiba
mulai bergue-elu. “kebetulan
semenjak cerai gwe udah jarang
ngentot lagi nih. Jadi mau kan loe
puasin pejantan tangguh model
gwe ini. ”
“siapa takut,” tantang gwe
dengan kerlingan nakal.
“yuk, di kamar loe ajah. Takut
Rendi risih nanti,” kata Kang
Ihsan sambil menepuk
punggung Rendi.
Gwe kembali ke kamar gwe
melalui connecting door dan
Kang Ihsan membuntutin sambil
melepas lagi tshirt yang baru
saja dipakainya. Di kamar gwe
Kang Ihsan langsung naik ke
ranjang dan berbaring
terlentang.
“Ayo! Pokoknya tugas loe jadi
perempuan yang muasin gwe,”
kata Kang Ihsan.
“emang itu mauku kang,” kata
gwe sambil naik dan duduk
mengangkang tepat diatas
kontol Kang Ihsan yang ternyata
sudah mengeras. “hmm. Udah
nganceng negh kang,” kata gwe
lagi sambil menggerakan pantat
gwe ala pemain rodeo.
Gwe nggak sabar pengen
banged ngemud kontol Kang
Ihsan. Salah satu kontol yang
udah lama gwe idam-idamkan.
Gwe lalu mengambil posisi
nungging diantara kedua
kakinya dan menurunkan boxer
yang dipakainya. Dan plop,
kontol itu langsung ngacung
keluar berdiri tegak begitu
terpelas dari kungkungan
boxernya.
Gwe mengurut kontol yang udah
nganceng sepanjang 15 cm
berdiameter 5 cm itu sementara
lidah gwe mengilik kedua biji
yang menggelantung
dibawahnya.
“ahhhhh . . . . yeah . . . suck it . . .”
desah Kang Ihsan yang
mengganjal kepalanya dengan
bantal sehingga dia bisa
memperhatikan apa yang gwe
perbuat dengan kontolnya.
Kontol Kang Ihsan gwe jilatin
sekujur batangnya. Lidah gwe
lalu menjilatin dipangkal
kontolnya lalu lidah gwe naik
menyusuri batang bagian
bawahnya hingga di kepala
kontolnya yang langsung gwe
kilik lobang pipisnya dengan
lidah gwe sambil mengulum
kepala kontolnya. Cairan precum
kang Ihsan mulai membanjiri
mulut gwe. Puas mengulum
kepalanya, sekarang kontol kang
ihsan mulai gwe isep semuanya.
Semuanya masuk kedalam mulut
gwe, sampe rasanya gwe hampir
tersedak. Asik mengisap kontol
dari salah satu lelaki idaman,
gwe nggak sadar kalo ternyata
Rendi udah berdiri dibelakang
gwe sambil meremas
selangkangannya dan sudah
bertelanjang dada.
“mau gabung Ren?” tanya Kang
Ihsan.
Gwe menghentikan isapan gwe
dan menoleh ke belakang. “Kang
Rendi pengen disepong juga?”
tanya gwe sementara tangan
gwe mengocok kontol Kang
Ihsan agar ngancengnya terjaga.
“tuh. Loe sepong dulu si Rendi,”
kata kang Ihsan.
Gwe bangun dan lalu duduk
dipinggir ranjang tepat didepan
selangkangan Rendi dan
membantunya melepaskan
celana jeans selututnya.
Gundukan kontolnya yang sudah
nganceng menggunung dibalik
celana dalam calvin kliennya.
Gwe lalu menjilat tonjolan
kontolnya itu. Dalam sekejap
bagian depan celana dalam
Rendi sudah basa campuran
antara ludah gwe dan juga
precum Rendi.
Nggak sabar pengen sepong
kontol lelaki ini, gwe
menurunkan celana dalamnya
dan kontol Rendi sepanjang
16cm itu langsung gwe isep.
Kepala kontolnya gw emut emut.
Bijinya gw sedot sedot
bergantian. Rendi mendesah
nikmat dan pasrah membiarkan
kontolnya gwe mulutin.
Puas ngisepin kontol kedua
pejantan itu, sekarang gwe
minta bukti kejantanan mereka
yang sebenarnya. Ngentot!
Bergantian gwe pasang kondom
ke kontol Kang Ihsan dan Rendi
lalu melumurkan dengan baby
oil.
Gwe nungging dan kang Ihsan
yang pertama ngentotin gwe.
Dia langsung menyodokan
kontolnya ke lobang pantat gwe.
Gwe menjerit menahan sakit.
Kang Ihsan tak perduli, dia
langsung menggenjot lobang
gwe dengan penuh nafsu.
Sementara gwe dientot, Rendi
berbaring terlentang disebelah
gwe. Tangannya memintil kontol
gwe yang berukuran mini.
“mau gantian Ren ngentotin
dia?” tanya Kang Ihsan
“ntar ajah. Tunggu loe keluar
dulu baru gwe,” kata Rendi.
Kang Ihsan terus ngentotin gwe
tanpa ganti posisi sampe dia
menyemburkan spermanya di
dalam lobang pantat gwe.
Setelah keluar semuanya, dia
mencabut kontolnya dan balik ke
kamarnya.
Lelah! Tapi gwe masih pengen
dientot sama Rendi.
“udah, loe dudukin ajah kontol
gwe,” kata Rendi. Gwe lebih
seneng ngentot kayak gini.”
“gwe juga demen posisi ini,”
kata gwe.
“kondomnya cabut ajah gan,”
kata Rendi.
Gwe emang banged bareback
sama Rendi. Kondomnya gw
cabut dan gwe lumurin lagi baby
oil ke sekujur kontolnya yang
udah bebas dari kondom. Gwe
lalu mengangkang dan kontol
Rendi masuk dengan gampang
karena lobang gwe masih
terbuka bekas sodokan konto
kang ihsan. Gwe mulai up and
down diatas kontol Rendi.
Ngentot dengan Rendi sangat
membuat gwe bergairah.
Tubuhnya masih liat dan tangan
gwe bersandar dan meremas
dadanya yang bidang. Gwe lalu
menjatuhkan badan gwe
sehingga menindih Rendi dan
mencium bibirnya. Gwe
surprised dan senang saat Rendi
membalas ciuman gwe.
Tanganya meremas buah pantat
gwe dan sekarang dia yang
menyodok-nyodokan kontolnya.
Gwe menegakan badan gwe lagi
dan tak lama Rendi
menyemburkan pejunya didalam
lobang pantat gwe. Peju Rendi
cukup banyak yang keluar dan
semuanya mengalir keluar dari
lobang pantat gwe.
Malam itu, Kang Ihsan dan Rendi
bergantian ngentotin gwe. Dan
sepulangnya dari Batam. Rendi
menjadi cowok gwe. Dia
ketagihan ngentot dengan gwe
dan juga sepongan gwe. Walau
begitu, Rendi masih mengijinkan
gwe dientot sama kang ihsan
jika pengen.
Dan sekarang gwe cukup puas
bermonogami dengan dua
pejantan sekaligus
www.ceritagay.uiwap.com